2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dalam pembahasan awal mengenai mata kuliah IBD kita sudah bicarakan bahwa kedua hal tersebut merupakan dasar bagi pembahasan materi-materi selanjutnya. Dalam uraian ini kita akan mencoba membahas tentang pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan. Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan dasar yang lebih kuat untuk pembahasan tentang materi IBD.
A. MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia merupakan mahluk biologis yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan mahluk sosial yang tidal( dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), mahluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Dan definisi-definisi tersebut diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat dipandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi siapakah manusia itu sebenamya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan mencoba menerangkan siapa manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia itu terdiri dari empat unsur yang sating terkait, yaitu
Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luamya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu ( hal 62)
hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahimya kebudayaan (hal 77)
nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri (hal 79). ( Asy'arie, 1992 hal : 62-84)
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido mumi, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan kepuasan yang disebutkan terakhir yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer. Obyek yang nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual dari perkembangan individual,
Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian "eksekutif' karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan cara yang dalam lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses sekunder.
Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kita-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan ekstemal. Jadi superego
merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dan sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dan pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif dan standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dan tingkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan.. Kesadaran membentuk aspek negatif dan superego, dan menentukan hal-hal mana yang tennasuk dala katagori tabu, yang mengatur bahwa penyimpangan dan aturan tersebut akan menyebabkan dikenakannya sangsi. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung, dan ego menjadi penengah atau mediator. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terintemalisasi. (Freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206)
Dan uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan usur-unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id dibanding super ego-nya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri) yang dimiliki oleh manusia. Kesemua unsur tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
B. HAKEKAT MANUSIA
Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah
rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya
Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah did (minder)
Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi : kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, pericalcas, bahasa, dan sebagainya.
Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan tekologi), mempunyai ikualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran "eksistensialisme" memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitamya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk
keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula 1a menuju kesempumaan dan semakin jauh is dilepaskan dan rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya, dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang memiliki harkat dan martabat tinggi.
C. KEPRLBADIAN BANGSA TIMUR
Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisnya beijudul Psychological Homeostatis Cina Klasik. Majalah American Anthropologist, jilid 73 tahun 1971, halaman 23-24.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Sampai sekarang, ilmu psikologi di negara-negara Barat itu terutama mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka wama isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu. Sebaliknya, ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang ukandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu Konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dan alam jiwa individu dan terdiri dan bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan. Bahan pemikiran dan gagasan tadi sering tidak utuh lagi, beberapa bagian sudah hilang terlupakan, dan unsur-unsumya ibarat isi impian sudah tidak lagi tersusun menurut logika yang biasa dianut manusia dalam hidupnya schari-hari. Individu yang bersangkutan sudah lupa akan unsur-unsur pikiran dan gagasan tersebut, tetapi dalam keadaan tertentu unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan hidup sehari-harinya. Daerah pedalaman dan jiwa manusia sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh pars ahli psikoanalisis seperti sigmund freud dan pengikut-pengikutnya.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan ( unexpressed conscious ) . Lingkaran itu terdiri dan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya sap di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam I ingkungannya Hal itu disebahkan ada kemungkinan, bahwa :
ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenamya talc diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah..
ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam
ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya,
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan ( expressed conscious ). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya. Simpati, kemarahan, kebencian, rasa puas, rasa senang, kegembiraan, rasa terimalcasih, konsep-konsep tentang tata cara hidup sehari-hari, pengetahuan yang dipahami juga oleh umum, adat istiadat sehari-hari, peraturan-peraturan, sopan santun, dan sebagainya yang dikenal semua orang, menjadi bahan aktivitas berpikir dan pencetusan emosi manusia dari waktu ke waktu.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-bnda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan. Orang tua, saudara sekandung, kerabat dekat, sahabat karib, biasanya merupakan penghuni penting dari daerah nomor 3 dalam alam pikiran manusia ini, yang kecuali oleh tokoh-tokoh manusia sering juga ditempati oleh pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan terhadap binatang kesayangan, benda kesayangan, benda pusaka, dan juga oleh hal-hal, ide-ide atau ideologi-ideologi yang dapat menjadio sasaran rasa kebaktian-penuh dari jiwanya, seperti Tuhan bagia kita, ruh nenek moyang bagi orang bereligi animis, ideologi komunis bagi orang komunis dan sebagainya.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya. Bagi seorang murid, guru berada didaerah lingkungan 2 dari alam pikirannya; bagi seorang pedagang, para pembelinya ada di situ; bagi seorang tukang cukur, langganannyalah berada di situ dan sebagainya. Kecuali manusia, juga banyak benda dan alat kehidupan sehari-hari yang dipergunakan manusia secara otornatis, tanpa banyak mengeluarkan perasaan, kecakapan atau tenaga, berada juga di daerah lingkaran nomor 2 itu. Contoh dari benda-benda yang terletak pada lingkaran itu adalah pakaian harian, alat-alat makan, perabot mmah tangga, uang dan sebagainya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai anti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Bagi petani Jawa di desa-desa di Jawa tengah,
pandangan mereka tentang kota Jakarta mungkin terletak dalam daerah lingkaran ini, bagi seorang mandor jalan di Jawa Timur , pandangannya tentang komputer IBM 1130 dari Departemen PUTL di Jakarta terletak dalam daerah lingkaran ini. Mungkin orang-orang tadi akan kagum apabila mereka mendengar mengenai hal-hal tersebut, tetapi sesudah itu tak ada kelanjutan lebih jauh dari kekaguman tadi karena bagi hal-hal tersebut di atas tak ada tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh. Contoh - contohnya adalah anggapan seorang pelajar Indonesia yang tak pemah keluar negeri; tentang negara Amerika, anggapan seorang pegawai rendahan di suatu departemen di Jakarta tentang kota Kopenhagen, dan sebagainya
Pada bagan psiko-sosiagram, daerah lingkaran nomor 4 dibatasi oleh garis yang digambarkan lebih tebal daripada yang lain. Garis itu menggambarkan batas dari alam jiwa individu yang dalam ilmu psikologi disebut personality atau "kepribadian". Sebagian besar dari isi jiwa manusia ( termasuk yang telah didesak ke dalam daerah tak sadar dan sub sadar), sebagian besar dari pengetahuan dan pengertiannya tentang adat-istiadat dan kebudayaannya, sebagian besar dari pengetahuan dan pengertiannya tentang lingkungan, dan sebagian besar dari nilai budaya dan nonna-nonna yang dianutnya , menurut ilmu psikologi barat terkandung dalam kepribadian manusia.
Menurut Francis L.K.Hsu, mahluk manusia masih memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidup manusia. Daerah isi jiwa tambahan terhadap lingkaran-lingkaran 7,6,5 dan 4 yang menggambarkan kepribadian manusia tadi adalah daerah lingkaran 3. hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti secara penuh dan mutlak, merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia. Tanpa adanya tokoh-tokoh orang atau benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide-ide atau ideologi-ideologi yang bisa menjadi sasaran dari rasa kebaktian mutlak yang semuanya menempati daerah lingkungkaran nomor 3 dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang - selaras. Manusia yang tak mempunyai semuanya itu akan mempakan manusia yang sangat menderita karena ia kehilangan mutu hidup, kehilangan anti hidup, dan kehilangan landasan dari rasa keamanan mumi dalam hidup. Manusia seperti itu sexing akan memilih jalan ke luar dari penderitaan dengan bunuh diri
Konsep yang dapat dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu, menurut Francis L.K.Hsu adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.
Usul Francis L.K.Hsu, agar pars ahli psikologi tidak hanya memakai konsep barat mengenai kepribadian itu, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti itu. Dalam konsep Jen, manusia yang selaras dan berkepribadian adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitamya, terutama lingkungan sekitamya yang paling dekat dan paling serius, kepada siapa ia dapat
mencurahkan rasa cinta, kemesraan dan baktinya.
Daerah lingkaran no 4 dan 3 yang dibedakan dari yang lain dengan garis-garis arser yang sedikit memasuki daerah lingkaran no 5 dan no 2 juga menggambarkan konsep jen atau alam jiwa dari "manusia yang berjiwa selaras" itu. Kedua lingkaran itu adalah daerah-daerah dalam individu yang ada dalam suatu keadaan psikologi yang oleh Hsu disebut Psychological homeostatis. (judul karangannya)
Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Padahal konsep itu berasal dari orang Eropa Barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajahi dunia, menguasai wilayah luas di Afrika, Asia dan Oseania, dan memantapkan pemerintah-pemerintah jajahan mereka dimana-mana. Semua kebudayaan di luar kebudayaan mereka di Eropa Barat disebutnya kebudayaan Timur, sebagai lawannya kebudayaan mereka sendiri yang mereka sebut kebudayaan Barat.
Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara populer, bisanya menyangka bahwa Kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran preologis, keramahtamahan, dan gotong royong. Sedangkan kebudayaan Barat lebih mementingkan kebendaan, pikiran logic, hubungan asas guna (hubungan hanya berdasarkan prinsip guna), dan individualisme.
Berikut ini dipaparkan bagan mengenai psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan di alas menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalitas dan pembangunan, halaman 128.
7. taksadar } j konsep Freud 6. subsadar
5. kesadaran yang tak dinyatakan
4. kesadaran yang dinyatakan 1
j konsep manusia
3. lingkungan hubungan karib is,, ;; 1
2. lingkungan hubungan berguna berjiwa selaras 1. lingkungan hubungan jauh
0. dunia luar
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya diseluruh dunia.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turn temurun dart generasi ke generasi hidup tents. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya tennasuk dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tan.
Kebudayaan jika dikaji dan asal kata bahasa sansekerta berasal dan kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dan kata colere, yang berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya:, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya ". Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid I, 1989; hal 68)
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor ( 1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi maerumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alani sekitamya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah masalah kemasyarakatan dalam anti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang
merupakan hasil ekpresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan; sebab semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya, dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir, perasaan juga maksud pikiran.
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A.Van Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan; kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya oerwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (Vital).
Sistem nilai dan gagasan utama itu dihayati benar-benar oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu, sehingga mendominasi keseluruhan kehidupan para pendukung itu, dalam arti mengarahkan tingkah laku mereka dalam masyarakatnya. Dapat dikatakan pula, bahwa sistem nilai dan gagasan utama itu memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya, atau dengan kat lain, memberi seperangkat model untuk bertingkah laku.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial dan sistem teknologi.
Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.
Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin didalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas serta pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian masyarakat dan pemimpin berkembang dengan nilai budaya dan gagasan utama yang berlaku.
Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya. sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang terutama agraris, misalnya dengan sendirinya sistem teknologi sesuai dengan keperluan pertanian.
E. UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN
Untuk lebih mendalami kebudayaan, perlu dikenal beberapa masalah lain yang menyangkut kebudayaan. Misalnya apa yang disebut dengan unsur. Yang dimaksud dengan unsur disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan. Dikatakannya bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdin dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories ofCulture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal,yaitu :
Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari sant generasi ke generasi berikutny a.
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
Sistem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaaimya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang
Bahasa.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempumakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhimya menjadi bentuk bahasa tulisan.
Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural universal pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, petemakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait-complex.Misalnya kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak, sistem hak milik atas tanah, dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi,misalnya hewan-hewan yang menarik bajak,teknik mengendalikan bajak, dan seterusnya. Akhimya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk trait, adalah items contoh, alat bajak terdiri dari gabungan alat-alat atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan tetapi pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan.
Masalah lain yang juga penting tentang kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja.
F. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidal( dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku basil karya pars penulis warga masyarakat yang bersangkutan.
Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersirnpan dalam disk, arsip, koleksi micro film dan microfish.
Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dariaktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, sistem sosial bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan didokumentasi.
Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisah satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide , maupun tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikimya.
Semua unsur budaya dapat dipandang dari sudut ketiga wujud masing-masing tadi. Sebagai contoh STMIK / STIE Gunadamia. Sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi, sekolah tinggi tersebut merupakan suatu unsur dalam rangka kebudayaan Indonesia sebagai keseluruhan. Maka oleh karena itu sekolah tinggi dapat merupakan suatu unsur kebudayaan yang ideal, yang pada khususnya terdiri dari cita-cita Sekolah tinggi, norma-nomia untuk pars karyawan, dosen, atau maha*wanya, tata tertib ujian, pandangan-pandangan baik yang bersifat ilmiah maupun yang populer, dan sebagainya. Sebaliknya, STMIK / STIE Gunadarma juga terdiri dari suatu rangkaian aktivitas dan tindakan dimana manusia saling berhubungan atau berinteraksi dalam hal melaksanakan berbagai macam kegiatan. Ada yang memberi kuliah, ada yang mencatat, ada yang meminjam buku, ada yang mengetik surat, dan sebagainya. Orang dapat juga mengadakan penelitian tentang STMIK / STIE Gunadarma tanpa memperhatikan hal-hal tersebut diatas. la hanya memperhatikan Gunadamia sebagai himpunan benda fisik, yang hams diinvetarisasi. Itulah sebabnya is hanya melihat Gunadarma sebagai suatu kompleks gedung-gedung, ruang kuliah, ruang praktekum, deretan buku-buku, sekumpulan komputer, dan alat-alat lainnya saja.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusi, yaitu :
1 Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, "mengisi hidup"
Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehonnatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.
Kerangka Khuckhohn Mengenai Lima Masalah Dasar Dalam Hidup
Yang Menentukan Orientasi Nilai - Budaya Manusia
Masalah dasar
dalam hidup kita
Orientasi Nilai Budaya
Hakekat hidup
(MH)
Hidup itu
buruk
Hidup itu baik
Hidup itu buruk, tetapi ma- nusia wajib berikhtiar supa- ya hidup itu menjadi baik
Hakekat karya
(MK)
Karya itu untuk
nafkah hidup
Karya itu untuk ke- dudukan, kehormat- an, dan sebagainya
Karya itu untuk menambah Kzuy,---a
Persepsi manusia
tentang waktu (MW)
Orientasi ke
masa depan
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke
masa depan
Pandangan manusia
terhadap alam
(MA)
Manusia tunduk ke- pada ala yang dah- syat
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam
Manusia
mengua i alam berhasrat
sa
Hakekat hubungan
antara manusia
dengan sesamanya
(MM)
Orientasi kolateral (horisontal), rasa ke- tergan tun gan pada sesamanya (berjiwa gotong royong)
Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat
Individualisme
menilai tinggi usaha kekuatan sendiri
Hakekat alam manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang menganggap manusia hams mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia hams harmonis dengan alam dan manusia hams menyerah kepada alam.
Hakekat hubungan manusia ( MN )
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri ).
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dan berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya.
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenamya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena is mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
Sebab-sebab yang berasal dan dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam Perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain, sistem politik dan kekuasaan, persebaran penduduk, sistem status, hubungan-hubungan di dalam keluarga.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya niali-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang bebrbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan,
antara lain aturan-aturan, norma-nomia yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima,
Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,
Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang ban',
Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut,
1. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bennanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.
Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio, komputer, telephone yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi.
Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkapi pabrik-pabrik penggilingan.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lainnya.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur barn. Hal itu disebabkan karena nonna-nomia yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali untuk mengubah nonna-nonna yang sudah demikian meirsapnya dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya helum mcnctapnya unsur-unsur atau nomta-nonna tradisional dalam jiwa generasi muda, menyebabkan bahwa mereka lebih mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan talc dapat menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat. Apabila mereka merupakan golongan yang kuat, maka mungkin proses perubahan dapat ditahannya. Sebaliknya bila mereka berada di pihak yang lemah, maka mereka hanya dapat menunjukkan sikap yang tidak puas.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan hams disensor dulu oleh betbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan ban'. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang ban' tersebut.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kcgunaannya olch warga masyarakat yang bersangkutan.
Proses akulturasi yang berjalan dengan balk dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing (Oak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, akan tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri. Unsur-unsur asing yang diterima, tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidaklah asli lagi sebagai semula.,Misalnya psistem pendidikan di Indonesia, untuk sebagian besar diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. Akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa, sehingga merupakan unsur-unsur kebudayaan sendiri.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu keSatuan. Contoh sederhana yang dapat k it a lihat adalah hubungan antara manusia dengan perat u ran-pe rat u ran
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
TES FORMATIF II
1. Sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempuma manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Daya rasa (perasaan) di dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu :
perasaan inderawi dan perasaan intelektual
perasaan estetis dan perasaan etis
perasaan diri dan perasaan sosial
perasaan inderawi dan perasaan rohani
2. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, seperti dibawah ini, kecuali ;
perasaan intelektual
perasaan diri
perasaan takut
perasaan sosial
3. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak bethasil mengetahui sesuatu. Hal ini berkaitan dengan perasaan luhur yang terdapat pada manusia yaitu :
perasaan diri
perasaan intelektual
perasaan estetis
perasaan etis
4. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah. Hal ini berkaitan dengan perasaan luhur yang terdapat pada manusia yaitu :
perasaan etis
perasaan estetis
perasaan diri
perasaan intektual
5. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri. Hal ini berkaitan dengan perasaan luhur yang terdapat pada manusia yaitu :
perasaan diri
perasaan sosial
perasaan rohani
perasaan simpati
6 Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang seluas-luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Secara praktis kebudayaan adalah :
sistem nilai dan gagasan utama
sistem nilai dan sistem mata pencaharian
sistem nilai dan norma hukum
sistem nilai dan sistem ekonomi.
7. Hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan yaitu :
sistem norma, sistem religi dan sistem ekonomi
sistem teknologi, sistem ideologi dan sistem sosial
sistem teknologi, sistem ekonomi dan peraturan hukum
sistem teknologi, sistem ideologi dan sistem sosial 8 . Sistem ideologi meliputi ;
etika, norma, adat istiadat, kegiatan sosial
etika, norma, kegiatan sosial, penggunaan teknologi
etika, norma, adat istiadat, penggunaan teknologi
etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum
9. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Merupakan definisi kebudayaan menurut :
A. E.B.Tylor B. C. Kluchon
C. C.A.Van Peursen D. Kroeber
10. Menurut Selo Sumarjan, kebudayaan adalah :
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat
manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
11. Menurut Malville J. Herkovits ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu :
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik.
alat-alat teknologi, sistem norma, sistem ekonomi dan kekuatan politik
alat-alat teknologi, sistem mata pencaharian, sistem norma dan kekuatan politik.
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, sistem mata pencaharian dan kekuatan politik.
12. Culture Universal menurut C. Kluckhon yaitu :
sistem religi, organisasi kemasyarakatan, sistem ilmu pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, kesenian.
sistem religi, organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, kekuatan politik, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, kesenian.
sistem religi, organisasi masyarakat, norma, sistem ilmu pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, sistem teknologi dan peralatan,bahasa, kesenian.
sistem religi, organisasi kemasyarakatan, kekuatan politik, keluarga, sistem ilmu pengetahuan, bahasa, kesenian.
13. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan yang luhur sadar,bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Sehingga manusia takut, dan menyembahnya. adalah salah satu unsur kebudayaan yang merupakan produk manusia sebagai :
A. homo humanus B. homo religius
C. homo sapiens D. homo aestiticus
14. Bersumber dan pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaanya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kehiduparinya dan pada binatang. Adalah salah satu unsur kebudayaan yang merupakan produk menusia sebagai :
A. homo aesteticus B. homo socius
C. homo faber D. homo longuens
15. Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
kompleks gagasan, kompleks sosial dan wujud sebagai benda
kompleks gagasan, kompleks aktivitas dan wujud sebagai benda.
kompleks aktivitas, komplek sosial dan wujud sebagai benda.
kompleks aktivitas, wujud sebagai benda dan gagasan utama.
16. Semua unsur kebudayaan dapat dipandang dari sudut ketiga wujud masing-masing. Kompleks gagasan dan sistem religi adalah :
pemikiran tentang Tuhan, tentang sorga dan neraka.
upacara-upacara keagamaan
peninggalan-peninggalan yang bersifat religius
kitab suci
17. Kompleks aktivitas dari sistem ekonomi adalah ;
kebijaksanaan dibidang moneter
komuditi ekonomi
kegiatan jual beli
barang-barang ekonomis seperti sandang , pangan.
18. Wujud sebagai benda dari sistem kesenian adalah :
ide, gagasan tentang kesenian.
barang-barang hasil seni seperti, ukiran, lukisan.
perjanjian/kontrak antara seniman dan produser
pementasan hasil karya seni.
19. Cultural universal dapat dijabarkan menjadi bagian yang lebih kecil. Misalnya cultural universal dari pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan seperti pertanian, petemakan, perdagangan. Bagian yang lebih kecil itu disebut :
A. cultural activity B. trait
C. items D. kompleks
20. Trait-compleks dari kegiatan pertanian adalah seperti dibawah ini, kecuali :
sistem pengolahan tanah dengan bajak.
sistem pengairan
sistem hak milk atas tanah
alat bajak
21. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture berasal dari kata colere dalam bahasa Yunani berarti...
A. mengerjakan tanah B. membersihkan tanah
C. mengunis tanah D. menyewakan tanah
22. Kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang hams dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya, ini pengertian kebudayaan menurut...
A. Ki Hajar Dewantara B. Sutan Takdir Alisyahbana
C. Koentjaraningrat D. C. Kluckhon
23. Bila kebudayaan ash cukup kuat, pengaruh kebudayaan luar lemah maka...
kebudayaan ash tetap bertahan
kebudayaan luar akan hilang
kebudayaan ash akan punah
kebudayaan luar akan bertahan
24. Konsekwensi Indonesia yang terletak pada posisi silang terhadap kebudayaan adalah
menghilangkan kebudayaan asli
menolak masuknya kebudayaan asing
memperoleh pengaruh luar yang besar
memperoleh pengaruh luar yang kecil
25. Yang tidak tennasuk wujud kebudayaan badaniah (material) dibawah ini adalah
cirinya dapat dilihat
bersifat lebih abstrak
dapat dipahami
dapat dirasa
26. Kesenian adalah hasil manusia sebagai
homo aesteticus
homo sapiens
homo socius
homo longuens
27. Percampuran antara dua atau lebih kebudayaan, tetapi unsur-unsur kebudayaan yang tercampurkan masih nampak ini disebut..
A. modemisasi B. akulturasi
C. culture change D. generalisasi
28. Mgmbentuk kebudayaan nasional dengan jalan menghilangkan kebudayaan suku bangsa suatu hal yang tidak mungkin dilakukan, dan hal ini bertentangan dengan semboyan...
sekali merdeka tetap merdeka
lambang garuda Pancasila
Bhineka tunggal ika
bersatu kita teguh bercerai kita nintuh
29. Bahasa Indonesia makin membudaya dalam kalbu bangsa Indonesia hal demikian dimungkinkan dengan adanya sarana komunikasi yang cukup baik dan efektif seperti di bawah ini, kecuali...
penerangan masuk desa
mengikuti acara nasional di radio
mengikuti acara nasional di Televisi
Listrik masuk desa
30. Mewujudkan kebudayaan nasional melalui sosialisasi nilai-nilai Pncasila dapat dilakukan seperti....
melaksanakan percampuran kebudayaan
melalcsanakan pertunjukan-pertunjukan
pertukaran kebudayaan antar daerah
melalui penataran P4
31. Manusia dinyatakan mempunyai tiga taraf dalam kehidupannya, yaitu
A. estetis B. religius
C. etis D. karya
32. Francis L.K. Hsu, seorang ahli psikkologi AS keturunan Cina, dalam tulisannya Psychological Homeostatis mengemukaan bahwa jiwa manusia dapat kita bagi menjadi 8 daerah, yang menunjukkan tingkat kesadaran terhadap diri dan lingkungan. Jika diringkas maka 8 daerah tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
daerah subconcius atau unconsiud : daerah talc/sub sadar
daerah concious : daerah sadar
daerah supra concious : daerah supra-sadar (supra natural)
Dengan berdasarkan pada pembagian menjadi tiga bagian tersebut, maka tingkah laku kita sehari-hari akan lebih banyak terjadi pada daerah :
A. satu B tiga
C. dua D. semua salah
33. Dengan berdasar pada fakta yang diyakini bahwa manusia pertama yang dicipta Tuhan menyanggupi untuk mengemban misi Tuhan di dunia ini, maka :
kebudayaan merupakan produk dari kerja manusia dalam mengemban tugas ke-Tuhan-an
kebudayaan merupakan alat bantu bagi pelaksanaan tugas yang diemban oleh manusia
Kebudayaan memhentuk manusia seperti yang dikehendaki oleh kebudayaan itu sendiri
a, b dan c benar
34. Herkovits dan Malinowski merupakan dua orang ahli antropologi yang menganut pandangan cultural determinism yang beranggapan bahwa :
kebudayaan yang dimiliki masyarakat menentukan segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat itu
kebudayaan yang dimiliki masyarakat ditentukan oleh masyarakat pemilik kebudavaan itu
Kebudayaan yang dimiliki masyarakat menentukan hal-hal pokok saja dalam masyarakat tersebut
kebudayaan menentukan dan ditentukan oleh masyarakat tersebut
35. Jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta, kebudayaan itu
berasal dari kata budhayah yang berarti akal atau budi
berasal dari kata budhayah yang berarti mengolah atau mengerjakan
berasal dari kata colere yang berarti budi atau akal
berasal dari kata colere yang berarti mengolah atau mengerjakan
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF II
1. D
11. A
21. A
31. D
2. C
12. A
22. C
32. C
3. B
13. B
23. A
33. A
4. B
14. C
24. C
34. A
5. A
15. B
25. B
35. A
6.A
16. A
26. A
7. B
17. C
27. B
8.D
18. B
28. C
9.A
19. C
29. D
10. A
20. D
30. D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar